Salah satu dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIPS) Universitas Islam Makassar (UIM), Arif Hukmi, S.Pd., M.Pd., berhasil lolos seleksi abstrak pada ajang internasional CHANDI SUMMIT 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Arif akan menjadi panelis dalam diskusi akademik internasional yang berlangsung di Bali Beach Convention Center by The Meru, Sanur, Bali, tanggal 2–5 September 2025.

Arif Hukmi dijadwalkan berbicara pada Panel 2: “Traditional Knowledge and Local Practices in Building Resilient and Inclusive Societies in the Post-2030 World”, dengan mempresentasikan papernya berjudul: “Culture as Infrastructure: Rituals and Oral Traditions of the Hukaea Laea Indigenous Community in Southeast Sulawesi in Building Inclusive and Resilient Societies.”

Dalam penelitiannya, Arif mengkaji praktik budaya masyarakat adat Hukaea Laea di Sulawesi Tenggara, terutama ritual kolektif, narasi lisan, dan musyawarah adat. Hasil temuan menunjukkan bahwa ritual seperti meoli (ritual sebelum bercocok tanam) dan mowuwusoi (festival panen tahunan) bukan sekadar tradisi, melainkan berfungsi sebagai mekanisme kolektif untuk menanamkan nilai ekologi, menyelesaikan konflik sosial, dan memperkuat solidaritas komunal. Tarian molulo, misalnya, menjadi arena simbolik bagi penguatan solidaritas antargenerasi dan pemerataan partisipasi dalam masyarakat.

Lebih jauh, penelitian Arif menekankan bahwa budaya bukan hanya pelengkap pembangunan, melainkan infrastruktur adaptif yang menjadi prasyarat keberlanjutan sosial-ekologis. Dengan kerangka etnografi kualitatif, Arif menegaskan pentingnya menempatkan budaya lokal sebagai instrumen inti dalam strategi global membangun masyarakat yang inklusif dan tangguh pasca-2030.

Seleksi abstrak CHANDI 2025 sendiri terbilang sangat ketat. Abstrak yang diterima telah melalui peninjauan objektif oleh lembaga internasional bergengsi, yaitu ICOM (International Council of Museums) Indonesia, ICOMOS (International Council on Monuments and Sites) Indonesia, BPPI (Indonesian Heritage Trust), dan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Dari ratusan pendaftar, hanya delapan peneliti yang terpilih untuk mempresentasikan karya mereka pada empat panel utama.

Dekan FKIPS UIM, Dr. Mulyadi, M.Pd., menyampaikan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti bahwa dosen-dosen muda FKIPS memiliki potensi besar untuk terus berkarya di ranah ilmiah. “Kompetisi call for abstract ini menjadi ruang penting untuk mengasah nalar ilmiah dan daya kritis dosen muda. Harapan kami, capaian ini dapat memacu semangat seluruh civitas akademika untuk terus produktif, inovatif, dan berkontribusi di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor II Universitas Islam Makassar, Al-Gazali Badruddin Kaddas, M.Ag., Ph.D., memberikan apresiasi dan menegaskan pentingnya dukungan institusi terhadap pencapaian ini. “Keberhasilan dosen FKIPS ini bukan hanya prestasi pribadi, tetapi juga membawa nama baik universitas di kancah internasional. UIM selalu berkomitmen untuk mendukung pengembangan kapasitas dosen, baik melalui penelitian, publikasi, maupun forum-forum akademik internasional. Kami percaya, partisipasi dalam ajang seperti CHANDI Summit akan memperluas jejaring, memperkaya wawasan global, sekaligus menguatkan visi UIM sebagai universitas yang berdaya saing dan berkontribusi bagi peradaban,” tuturnya.

Dengan lolosnya Arif Hukmi, S.Pd., M.Pd. pada ajang internasional ini, UIM kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong kontribusi akademik yang relevan dengan isu-isu global, khususnya dalam bidang pengetahuan tradisional, praktik lokal, serta pembangunan masyarakat inklusif dan tangguh pasca-2030.