Soppeng, 26 Juli 2025 – Suasana penuh semangat terlihat di Ruang Pertemuan TK Negeri Mamminasae, Labessi, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, saat Diseminasi dan Pendampingan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran Kinestetik bagi Pendidik PAUD resmi dibuka. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) hibah DPPM Kemendikbudristek 2025, hasil kolaborasi tim dosen Universitas Islam Makassar (UIM) dan Universitas Negeri Makassar (UNM).

Tim PKM ini digawangi oleh Dr. Sadaruddin, M.Pd. (Ketua Tim, UIM), Dr. Fahrizal, M.Pd. (Anggota, UNM), dan Nasaruddin, M.Pd. (Anggota, UIM), serta melibatkan mahasiswa PG-PAUD UIM yang aktif membantu praktik, dokumentasi, hingga pendampingan guru.

Apresiasi Tinggi dari Pemangku Pendidikan di Soppeng

Ketua Gugus PAUD Kecamatan Marioriwawo, Hj. Suharniati, dalam sambutannya menegaskan bahwa guru-guru PAUD membutuhkan strategi pembelajaran yang menyenangkan namun bermakna.

“Kegiatan ini menjawab kebutuhan lapangan. Guru kami perlu metode kreatif yang bisa membuat anak belajar sambil gembira,” ujarnya.

H. Hasriadi, S.Pd., M.Si., Pengawas TK/SD Wilayah 21, menekankan pentingnya implementasi berkelanjutan setelah pelatihan.

“Pelatihan penting, tapi yang lebih penting adalah penerapan konsisten di kelas setiap hari,” tegasnya.

Sementara itu, Aniswardi, S.Pd., M.M., Koordinator UPTD SPF Kecamatan Marioriwawo, menyebut kolaborasi ini sebagai wujud nyata semangat Merdeka Belajar.

“Sinergi antara akademisi dan praktisi adalah bentuk praktik baik yang harus terus diperkuat,” katanya.

Pendekatan Kinestetik Berbasis Tari: Lebih dari Sekadar Hiburan

Dalam sesi pertama, Dr. Sadaruddin, M.Pd. memaparkan bahwa pendekatan kinestetik berbasis tari mampu mengembangkan motorik, kognitif, sosial, dan emosional anak secara seimbang.

“Tari bukan hanya gerak indah, tetapi media edukatif yang membentuk karakter, rasa percaya diri, dan empati anak,” jelasnya.

Beliau juga memperkenalkan kerangka pembelajaran 4 langkah (identifikasi – desain – pengalaman belajar – asesmen) yang dapat diadopsi guru PAUD.

Sesi kedua dibawakan oleh Ramlah Yusran, M.Pd. (Dosen PG-PAUD UNM), yang memaparkan model pembelajaran berbasis tari dalam 4 tahap: eksplorasi, improvisasi, inkubasi, dan ekspresi.

“Tari adalah bahasa anak. Melalui tubuhnya, mereka mengungkapkan ide dan emosi,” ungkapnya.

Dukungan Penuh dari Dekan dan Rektor UIM

Dekan FKIPS UIM, Dr. Mulyadi, M.Pd., menyatakan kebanggaannya atas kontribusi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan ini.

“FKIPS UIM selalu mendorong inovasi pembelajaran yang berpihak pada anak. Pendekatan kinestetik berbasis tari ini sejalan dengan visi kami membangun pendidikan yang inklusif dan kreatif,” ujarnya.

Rektor UIM, Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., M.Ag., juga memberikan apresiasi khusus.

“Program ini membuktikan bahwa perguruan tinggi bukan hanya pusat ilmu, tetapi juga motor penggerak perubahan di masyarakat. Kolaborasi dengan UNM adalah langkah strategis memperluas dampak positif UIM,” tegasnya.

Langkah Lanjutan hingga September 2025

Program ini akan berlanjut hingga 21 September 2025 dengan pendampingan praktik mengajar, evaluasi perkembangan anak, revitalisasi lingkungan bermain berbasis budaya lokal, dan penyusunan portofolio hasil belajar anak.

Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas guru PAUD, tetapi juga menjadi bukti nyata peran perguruan tinggi dalam membangun pendidikan anak usia dini yang berbasis riset, seni, dan budaya.